Bagian firman Tuhan hari ini (LPJ GPM) Yakobus 1:19-21
mengatakan bahwa sebagai umat percaya dalam kehidupan sehari hari harus menjadi pendengar yg baik,harus berpikir sebelum membuka mulut dan berbicara serta harus belajar untuk mengendalikan amarah serta membuang segala yg kotor dan jahat dan menerim dengan lemah lembut firman Tuhan yg tertanam dalam hati yg berkuasa menyelamatkan jiwa umat..
Di zaman sekarang ini, orang yg mau menjadi pendengar sudah sangat jarang ditemui..Kebanyakan adalah org yang perkataannya ingin didengar..Coba kita ingat kembali peristiwa penyembuhan yg Tuhan Yesus lakukan kepada orang org yg bisu dan tuli di daerah Dekapolis..Yg Yesus sembuhkan pertama adalah telinganya..Mengapa?..Karena dalam proses belajar yg normal,orang pertama kali belajar melalui telinganya, baru setelah itu ia dapat belajar dan mengucapkan kata kata..Jika telinga tidak berfungsi dengan baik maka mulutpun tidak akan berbicara dengan baik..Disini kita melihat bahwa apa yg diperlihatkan Tuhan Yesus dan Yakobus merupakan prinsip yg sangat tepat dalam menjalin relasi yg baik dengan siapapun..Coba kita lihat banyak pertengkaran yg terjadi antara suami istri, perselisihan dengan tetangga, saudara dan rekan kerja, hanya karena orang lebih cepat berbicara tetapi lambat sekali utk mau mendengar, akibatnya terjadi salah mengerti atau salah paham..Ucapan kita bisa melukai org lain..
Firman Tuhan menyapa dan mengajarkan kita beberapa hal yaitu..
1. Kita diminta cepat untuk mendengar. Kalau dalam suatu percakapan terjadi perbedaan pendapat, itu biasa. Barangkali juga kita mungkin tidak mencapai kesepakatan, itu wajar. Walau begitu, kita harus belajar membiasakan diri untuk mendengar orang lain. Seringkali perselisihan memuncak karena ego kita sendiri. Kita menganggap bahwa hanya kita yang benar, dan ketika keinginan kita tidak diikuti, kita lalu marah dan bereaksi keras. Sikap seperti ini hanya akan merugikan kita. Untuk itu kita harus belajar menjadi pendengar yang baik.
2...Kita diminta lambat untuk berkata-kata. Seringkali orang yang terburu nafsu dan tanpa pengendalian diri mempermalukan diri sendiri dengan mengumbar kata-kata yang provokatif dan tidak pantas untuk diucapkan. Yesus mengajarkan sesuatu yang sangat menarik mengenai perkataan. Cepatlah mendengar, lambatlah berkata-kata. Hal itu akan menjauhkan kita dari berbagai sikap tercela dan menunjukkan kebijakan diri kita.
3..Kita juga diminta lambat untuk marah. Bolehlah kita marah. Marah sebenarnya adalah bagian jiwa manusia, sehingga rasanya tidak akan ada orang yang sama sekali tidak pernah marah. Wajar, jika pada kondisi tertentu orang bisa marah. Dan terkadang dalam situasi tertentu, kita memang perlu marah. Alkitab juga tidak melarang untuk marah. Yang tidak boleh adalah marah secara berlebihan, berkepanjangan dan tidak terkendali.. Yakobus mengingatkan agar kita lambat untuk marah karena menurutnya amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. Orang yang sedang dilanda kemarahan meluap-luap tidak akan dapat melakukan hal yang baik, yang berkenan di hadapan Allah.
Oleh karena itu janganlah terburu-buru untuk marah, karena kemarahan yang terlalu sering dan tidak terkendali akan merusak hidup kita, menghancurkan masa depan kita bahkan orang lain, dan merugikan banyak orang, termasuk diri kita sendiri. Jangan terburu nafsu untuk marah ketika kita tidak sependapat dengan orang lain atau ketika apa yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan kita. Belajarlah untuk mendengar orang lain, tidak terburu-buru melontarkan perkataan sebelum memahami sesuatu hal, dan tidak menjadi pemarah, supaya hubungan kita bisa berjalan baik dengan siapapun dan menjadi berkat bagi org lain..Karena itu kita harus menguasai diri kita..Utk mejadi org yang dapat mengendalikan dirinya sendiri,maka org itu harus menjadi pelaku Firman supaya hidupnya berbahagia..
Slmt berkativitas..Tuhan Yesus berkati bp dan ibu serta basudara semua..Shalom🙏☺️
Belum Ada Komentar