Tokoh Pemekaran Sebut Tanimbar Butuhkan Sosok Pemimpin yang Seperti Ini, Simak!
Saumlaki.Suara Reformasi.Com. Manuver-manuver politik mulai dilakukan, baik oleh para elite politik di Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) yang sibuk menyiapkan Pemilihan Umum Legislatif maupun Kepala Daerah 2024 mendatang demi mendapatkan hasil yang diinginkan.
Melihat fenomena ini, salah satu Tokoh Pejuang Pemekaran Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) yang telah berganti nama dengan KKT, Joseph Afaratu, mengungkapkan kalau Bumi Duan Lolat membutuhkan sosok pemimpin yang memiliki karakter maupun konten, serta paling utama adalah di luar partai politik atau dari birokrasi.
Seorang fratu yang pernah mendapat gelar Doktor Honoris Causa di tahun 2001 ini, melanjutkan kepemimpinannya, jika berasal dari orang politik, maka ketika meremehkan, akan mengabaikan kepentingan umum. Meskipun, dirinya sendiri tak mengira bahwa untuk menduduki kursi nomor satu di KKT membutuhkan mesin partai politik.
Menurut Afratu, dengan menghadapi situasi sosial politik dan sosial ekonomi di daerah ini yang penuh kekuatan. Maka tidak cukup hanya dengan aspek elektabilitas dan popularitas yang menjadi satu-satunya patokan utama dalam memilih siapa calon Bupati KKT berikutnya.
Sekilas mengenang masa perjuangan dirinya bersama para tokoh pejuang dan pemekaran kala itu, dan berhasil membentuk Kabupaten MTB dengan menjangkau wilayah Maluku Barat Daya (MBD) dengan dana yang minim. Namun persoalan-persoalan tentang pembebasan tanah milik warga, kantor-kantor dinas hingg rumah dinas yang disewakan mampu diselesaikan di masa itu.
Diungkapkan Afratu, dari tahun 2000 hingga saat ini, ad perbedaan-perbedaan yang menyolok. Dari Bupati dan Wakil Bupati Pertama SJ Oratmangun - Lucas Uwuratuw hingga Bupati dan Wabub Bitsael Silvester Temmar dan dua wakilnya Barnabas Orno - Petrus Paulus Werembinan, membangun Tanimbar dengan anggaran yang minim, namun berbagai masalah bisa diselesaikan.
"Sekarang kita berada dalam defisit yang mencolok. Dana kita sudah mencapai angka satu triliun. Akan tetapi dalam era lima tahun belakangan ini, kondisi keuangan Pemda KKT mengalami pailit yang parah, defisit ratusan miliar, hutang-hutang proyek pekerjaan yang bersumber dari dana alokasi khusus maupun dana alokasi umum banyak yang tertunggak, padahal daerah dapat dana pusat mencapai Rp1 triliun dan hanya melayani KKT saja bukan MBD lagi,” tandas Afratu.
Maka sosok pemimpin Tanimbar di 2024 nanti yang sangat dibutuhkan daerah ini harus dapat memberikan kepastian dalam hal mampu mengelola, menggali sumber-sumber kekayaan alam negeri ini untuk kesejahteraan rakyat dan bukan pribadi atau keluarga, bahkan kelompok tertentu. Selain itu juga sosok yang dapat menjalin kebersamaan antar anak bangsa dan mampu menjalankan roda pemerintahan secara baik dalam situasi yang cukup kompleks.
“Pemimpin Tanimbar kedepan harus mempunyai kemampuan dalam membangun formula politik di daerah, menjalankan proses pembangunan secara berkelanjutan, mampu menyediakan lapangan kerja. Bangunlah daerah ini sesuai karakter daerah yakni Duan Lolat,” harap Afratu.
Disinggung terkait para putra-putri terbaik Tanimbar yang digadang-gadang maju pada pilkada nanti sebut saja Petrus Fatlolon, Dharma Oratmangun, Adolof Bormasa, Boy Uwuratuw, Pieterson Rangkoratat dan lainnya, menurut hemat Afratu, kalau belum bisa menentukan siapa dari antara para calon calon kepala daerah ini yang memenuhi standar yang disampaikannya.
“Waktu masih panjang. Saatnya pasti rakyat negeri ini akan menentukan siapa calon yang diusung menjadi Bupati KKT 2024,” kunci Afratu. (Ser)
Belum Ada Komentar