ITANEM Rumah Bersama Paguyuban Orang Kei Di Ambon.
Ambon.Suara Reformasi.Com.Ikatan Ityante Nuhu Evav (ITANEM) merupakan rumah bersama paguyuban orang Kei di Ambon termasuk didalamnya Pengurus Besar (PB) Amkay maupun Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Amkay.
Pernyataan ini disampaikan Ketua Umum (Ketum) ITANEM, Prof Dr Zainuddin Notanubun, M Pd, kepada wartawan Online Suara Reformasi di Poka Sabtu (10/12) saat usai pertemuan Pengurus ITANEM dengan Pengurus PB Amkay dan Pengurus DPW Amkay berlangsung dengan kekeluargaan dengan menghasilkan kesepakatan baik PB Amkau maupun DPW Amkai tetap dibawah rumah besar ITANEM.
Pertemuan Pengurus ITANEM dan PB Amkay dan DPW Amkai di kediaman Ketum ITANEM, Prof Zainuddin Notanubun di Poka berlangsung selama dua jam lebih dipimpin Sekretaris Umum ITANEM, Ismail Difinubun, SH, dan yang hadir dalam pertemuan tersebut , Ketua PB Amkay, Deky Rahangiar dan Pengurus DPW Amkay Malik Kudubun dan Rina Mayabubun serta pengurus dan para pembina ITANEM, Dr Yusuf Madubun ,Dr Zainal Rengufurwarin, Amir Rumra.
Pada kesempatan Pertemuan itu Notanubun katakan pada intinya paguyuban dibentuk perlu mempunyai kontribusi posetif baik kepada Pemerintah Kota Ambon, Provinsi Maluku maupun Pemerintah Pusat dengan tujuan bagaimana melihat keluarga Kei secara bersama bukan saja dari segi material tapi non materialpun yang penting semangat dalam membangun hidup kekeluargaan
dan sosial.
"Setiap organisasi paguyuban kita orang Kei sebagai sombar atau fufuyabyab dalam melihat kepentingan orang Kei dalam kehidupan sehari-hari contohnya sehari dua Tuhan berkenan Benhur G Wattubun dilantik menjadi Ketua DPRD Provinsi Maluku, dengan jelas secara moral kita katakan ya Orang Kei jadi Ketua, begitu juga suatu saat ada orang Kei bisa jadi orang nonor satu di Kota Ambon maupun Provinsi Maluku itu adalah kebanggan sehingga dalam perjalanan harus kita jaga karna dalam sepak terjang kita setiap lebih mengedepankan rasional dan objektifitas,” pinta Notanubun.
Lebih lanjut kata Notanubun, kaum muda kita banyak menampilkan emosional dibanding rasional kalau terjadi seperti itu kita harus koloborasi, ada anak muda harus ada orang tua, jadi pada saat orang emosional siapa yang bisa meredam selain orang tua, ini harus dikedepankan sebab kita punya tanggung jawab moral bersama untuk melihat kepentingan orang Kei dalam berbagai kehidupan.
"Berbagai pertikaian di Kei beberapa waktu lalu kita di Ambon tidak terprovokasi begitu juga pertikaian antara Kita dengan Kailolo, semacam ini kita jaga sehingga tidak membawa dampak lebih buruk tapi perlu penyelesaian dan masalah di Stain kalau bisa tidak terjadi lagi dan wajib kita berikan pemahaman baik pada masyarakat kita baik lewat ITANEM, PB Amkay maupun DPW Amkay, memberikan pencerahan dan ketenangan sehingga kedepan ada hal yang menimpa basudara kita harus kita bantu lewat prosedur kekeluargaan," jelas Notanubun.(SR)
Belum Ada Komentar