
Gerak Cepat Distan SBT Tanggapi Keluhan Petani Bula Barat
SUARAREFORMASI.COM.Bula- Setelah mendapat keluhan dari warga petani Kecamatan Bula Barat yang di sampaikan camatnya Ibrahim Alfin Rumatumia dalam sambutannya saat kunjungan Bupati Fachri Husni Alkatiri dalam agenda safari Ramadhan beberapa waktu lalu, Kepala dinas Pertanian Pertanian Seram Bagian Timur ( SBT ) Sofyan Waraiya langsung meninjau Bendungan Waematakabo yang saat ini menjadi kendala petani terutama petani padi.
Tinjauan tersebut, Kepala Dinas Pertanian (Distan) SBT Sofyan didampingi sejumlah pegawai Pertanian, Ketua Gapoktan desa Waimatakabo Salem Sahetapy, Penyuluh Pertanian desa Waimatakabo Tamhiran, serta Koordinator penyulu pertanian kecamatan Bula barat Jamaludin Fauth, langsung di lokasi Bendungan Waimatakabo, senin (24/03/2025).
Dikutip dari Zona Info.com, Kepala dinas Pertanian Sofyan Waraiya mengatakan, Kunjungan yang di lakukannya itu, untuk melanjutkan keluhan petani padi di kecamatan Bula barat, ternyata terdapat saluran primer sepanjang kurang lebih 150 meter jebol akibat abrasi sungai waemtakabo. Sehingga, lapisan sediman dengan luas kurang lebih 80 x100 meter itu tidak bisa membendungi air.
" Ini kami menindaklanjuti keluhan Petani Padi di kecamatan Bula barat, olehnya kami lansung meninjau lokasi yang di anggap menjadi kendala petani padi," Ungkap Waraiya.
Kepala Distan SBT itu juga menambahkan, kondisi tersebut menyebabkan debit air ke saluran primer berkurang yang berujung pada luas tanam padi di desa Waimatabu, waisamet dan akijaya yang sebelumnya bisa mencapai 750 hektar, kini hanya bisa mencapai 65 hekter luas tanam padi pada musim tanam kedua.
" Jadi kendala yang di hadapi petani terdapat saluran primer sepanjang kurang lebih 150 meter jebol akibat abrasi sungai waemtakabo. Sehingga, lapisan sendiman dengan luas kurang lebih 80 x100 meter itu tidak bisa membendungi air. Dampak tersebut juga menyebabkan debit air ke saluran primer berkurang yang berujung pada luas tanam padi di desa Waimatabu, waisamet dan akijaya yang sebelumnya bisa mencapai 750 Ha, kini hanya bisa mencapai 65 Ha luas tanam padi pada musim tanam kedua," Tambahnya.
Meski demikian, Dinas Pertanian akan berupaya untuk terus berkoordinasi dalam rangka menyikapi kendala yang hadapi petani padi Bula barat itu. Terutama memperbaiki kerusakan-kerusakan yang menyebabkan bendungan yang tidak lagi mengairi irigasi ke lahan-lahan milik petani padi dimaksud.
" Meski persoalan Ini merupakan kewenangan Balai Sungai Maluku, namun saya akan laporkan kepada Bupati SBT Fachri Husni Alkatiri tentang hasil tinjauan hari ini," Tandasnya.
Selain Bendungan Waimatakabo, Kepala Dinas Pertanian SBT ini juga mengunjungi Petani di Waeketanmbaru, dimana petani di wilayah tersebut mengalami kendala alat (mesin) pengering dan penggilingan yang rusak pasca panen berupa tahun kemarin.
Dijelaskan bahwa, dinas pertanian akan berupaya untuk dapat menjawab satu per satu kebutuhan petani di desa tersebut, tanpa mengabaikan petani padi lain yang ada di kecamatan Bula barat.
" Petani di Waeketanbaru terkendala oleh alat pasca panen berupa Mesin Panen, mesin pengeringan dan mesin penggilingan yang telah rusak. Meski begitu Insyaallah kedepan nanti kita akan berupaya untuk dapat menjawab kebutuhan petani di desa tersebut tanpa mengabaikan petani padi yang ada di kecamatan Bula barat," Jelasnya.
Sementara itu, Penyuluh Pertanian desa Waimatakabo Tamhiran berharap kepada Balai Sungai Maluku untuk jadikan bendungan tersebut sebagai Waduk untuk menjawab kebutuhan Petani sawah di Bula barat.
" Jika bendungan di jadikan waduk, maka bisa menjawab kebutuhan Petani padi atau dapat memenuhi kebutuhan air di lahan pertanian, karena disaat musim hujan masih bisa menampung air dan musim kemarau juga dapat menampung air , sebab perlu di ketahui bahwa kebutuhan pertama petani padi adalah Air," Katanya.
Ditempat yang sama, Koordinator penyuluh pertanian kecamatan Bula barat Jamaludin Fauth mengatakan, untuk petani padi menjawab program Strategis nasional Presiden RI Prabowo Subianto terkait dengan Ketahanan Pangan Nega
No Comments