Pj Walikota Sampaikan Terimah Kasih Kepada Gubernur Maluku Atas Perhatian Pada Kota Ambon
Ambon.Suara Reformasi.Com. Negeri batu merah. Kec Sirimau kota Ambon Stunting oleh Pemerintah Provinsi Maluku, dengan diluncurkannya Pojok Peduli TBC
Terkait hal ini, Pj. Wali Kota Ambon, Bodewin M. Wattimena memberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi. Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, berterima kasih dengan adanya pembentukan Desa Peduli TBC-Stunting di Negeri. Batu merah, provinsi Maluku. Secara khusus kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Gubernur Maluku atas dukungan, perhatian, dan kepeduliannya bagi pemerintah dan warga Kota Ambon,” kata Wattimena
Menurutnya, penujukan Negeri batu merah sudah tepat, karena merupakan lokus penanganan TBC dan Stunting Pemkot Ambon.
“Batu merah termasuk lokus untuk penanganan TBC dan Stunting dikarenakan angka prevalensi di negeri ini masih cukup banyak,
Dikatakan, data program penanggulangan Tuberkulosis Kota Ambon menunjukkan bahwa jumlah kasus baru TBC di Kota Ambon dalam 3 (tiga) tahun terakhir cenderung meningkat, di mana pada tahun 2020 jumlah kasus baru TBC sebanyak 716 penderita, tahun 2021 (961), dan Tahun 2022 ( 1.296) penderita. Sementara jumlah kematian penderita TBC pada tahun 2020, 32 kematian; tahun 2021 (23) dan Tahun 2022 (23)
“Angka ini memberikan indikasi bahwa tingkat penularan TBC di masyarakat di Kota Ambon masih cukup tinggi. Karena itu kita harus terus berusaha untuk dapat menekan angka kesakitan dan kematian akibat TBC agar Kota Ambon dapat mencapai target dalam eliminasi TBC di tahun 2030.” bebernya.
Selanjutnya berdasarkan data riset kesehatan dasar menunjukkan angka prevalensi stunting di Kota Ambon pada tahun 2021 sebanyak 28,1% dan mengalami penurunan menjadi 21,1% pada Tahun 2022.
Dari gambaran singkat tentang kondisi TBC dan Stunting di Kota Ambon, maka dorongan promosi derajat kesehatan masyarakat melalui intervensi serta eliminasi penyakit menular TBC hal ini bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan, namun perlu melibatkan seluruh stakeholder baik di pusat maupun Provinsi.
Dirinya mendandaskan, program penggerak motor ini adalah kader yang terhubung dengan pengetahuan mengenai TBC dan Stunting untuk nantinya bertugas di pojok peduli di balai desa sehingga masyarakat yang datang menangani, mendapatkan informasi dan komunikasi mengenai TBC dan Stunting.(Ser)
Belum Ada Komentar