Ketua Partai Hanura KKT Sayangkan Pernyataan “Rasis” Rony Sapulette
Saumlaki.Suara Reformasi.Com. Ketua DPC Partai Hanura Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) Henrikus Serin, SH, mengecam pernyataan Rony Sapulette, SH, soal ketua, sekretaris dan bendahara (KSB) Partai Hanura KKT semuanya Katolik yang dinilai mengandung rasisme.
Serin mengatakan, Rony Sapulette, SH Sebagai tokoh politik dan penyanyi yang memiliki popularitas di tingkat nasional telah mengkerdilkan pemahamannya sendiri terkait dengan posisi tersebut.
“Secara hiraki, dalam organisasi DPC Hanura saya ada pada tingkatan yang rendah dan tidak selevel dengan beliau, tetapi karena dituntut bahwa ada dendam kesumat akibat kalah bertarung dalam merebut Ketua DPD Hanura Maluku hingga sampai pada beliau (RS) dipecat oleh Mahkamah Partai dari kepengurusan dan kader Hanura,” katanya.
Serin menilai Sapulette adalah tokoh politik yang tidak berjiwa besar karena tidak mampu mendudukan diri atau menempatkan diri pada posisi dan levelnya.
“Beliau telah mengkerdilkan dan melindungi diri sendiri dalam menentukan lawan,” tegasnya.
Serin mengatakan, RS tidak pernah menang dalam merebut jabatan Ketua DPD Hanura Maluku, hingga dijebloskan dari Partai Hanura.
Menurutnya, Sapulette tidak memahami apa itu pengertian nasionalisme dan tidak pernah merasakan bagaimana sulitnya mendirikan organisasi partai politik.
“Dalam organisasi parpol ini, pengurusnya berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda yaitu, latar belakang pendidikan, sifat, ego dan karakter yang berbeda. Membesarkan partai dan politik kerja-kerja untuk kepentingan umum itu, tidak mudah dan tidak sempit seperti yang direncanakan oleh saudara terhormat RS,” tukasnya.
Soal struktur kepengurusan yang semuanya beragama Katolik itu, saya tidak berpikir demikian dan mengambil sikap yang tidak mencerminkan nasionalis tetapi untuk menyelamatkan Partai Hanura dalam menjawab kebutuhan pada saat pendaftaran partai serta verifikasi administrasi faktual akan direvisi.
“Jadi, saya hanya berharap kepada Pak RS agar sebagai tokoh, harus arif dan bijaksana. Harus mampu menempatkan diri, bisa menterjemahkan masalah dan menanggapi masalah, jangan sampai bantuan masalah sebagaimana beliau sudah dilaporkan ke Polda Maluku,” ujar Serin.
“Pak RS harus banyak belajar dalam memilah masalah untuk disikapi secara tepat agar tidak menjadi bumerang bagi nama besarnya sendiri,” tutupnya. (SR)
Belum Ada Komentar