Kelangkaan BBM Nelayan dan Masyarat Malteng Menderita
Ambon.Suara Reformasi.Com.Naik harga Bahan Bakar Minyak (BBM) disertai kelangkaan membuat para nelayan dan masyarakat di Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) semakin menderita.
Pernyataan ini disampaikan salah satu anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Maluku, fraksi partai Demokrat, Halimun Saulatu saat koordinasi koordinasi antar komisi I, II dan III DPRD Provinsi Maluku bersama Pertamina, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan party aparat Kepolisan dan Angkatan Laut (Al) di ruang rapat paripurna balai rakyat karang panjang Ambon Rabu (12/10).
Menurutnya, berbagai macam pelayanan terhadap sulit mendapat BBM kota Masohi ibu kita Kabupaten Maluku Tengah membuat berbagai hal dianggap melanggar aturan yang dibuat oleh masyarakat dan pemerintah dan pihak Pertamina dan agen harus bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam waktu dekat tidak akan membawa dampak buruk terhadap proses pelayanan pada masyarakat yang membutuhkan BBM.
Kejadian yang terjadi akibat pihak nelayan tidak mendapat BBM maka berbagai hal masyarakat termasuk minyak di SPBU Masohi diangkut dengan bis angkot kemudian di jual kepada nelayan karena nelayan susah mendapat BBM yang terjadi dan antrian mendapat BBM yang terjadi di seluruh kota Masohi baik kelangkaan minyak tanah ( mitan) maupun BBM lain di SPBU antrian panjang terjadi, bahkan dari malam sampai jam 12 besok hari baru mendapat bagian pengisian BBM ini hal yang perlu diatasi oleh Pemerintah," jelas Saulatu.
Lebih lanjut jelas Saulatu, kelangkaan BBM buat bingung, dan jujur sesuai hasil investigasi ada stok minyak banyak di SPBU sementara terjadi di Kota Masohi, sejenis SPBU ada sampai 3 tapi tidak ada minyak, masalah seperti ini sangat menyengsarakan rakayat dan kita minta Pertamina untuk menjelaskan terkait distribusi BBM seperti apa.
Saya ingin informasikan masalah yang terjadi di kota Masohi terhadap kelangkaan BBM dan pelayanan pihak SPBU dinilai tidak baik untuk diketahui publik dan Pertamina dalam rapat gabungan komisi dewan bersama mitra saat ini dan soal kuota BBM perlu diperhatikan untuk jati bagi provinsi Maluku sehingga kedepan tidak terjadi lagi masalah kelangkaan,” pinta Saulatu.
Menurut Saulatu, saya pernah didatangi perjual BBM ditingkat eceran, dan mereka katakan kami sudah stor uang ke agen sudah satu bulan untuk membeli minyak tapi sampai kini mereka belum mendapat mitan dari agen, pertanyaan apakan minyak tanah ada di agen atau bagaimana atau semacam permainan agen untuk mencari keuntungan dengan jalan menabung para pengecer di bank lewat deposito untuk mendapat keuntungan lewat bunga.
Akhirnya mitan di masohi begitu langka sehingga skali ada habis terjual bahkan masyarakat tidak ada kesempatan untuk membeli, jadi masalah mitan apa pelaku di Agen atau Pertamina sedangkan keterangan pertamina pengiriman saat ini sudah mencapai 80% lebih sementara kenyatan lapangan tidak terjadi seperti dijelaskankan pertamina , untuk diharapkan pertamina melakukan kontrol terjadap agen terjadap terjadi walau pertamina dan agen tetap mencari keuntungan melalui BBM tapi menjawab kebutuhan masyarakat itu yang kita inginkan," kata Saulatu.(SR)
Belum Ada Komentar