BWS belum tepati janji, Talud Sungai Makala hanya wacana
Malteng.Suara Reformasi.Com. Negeri Aboru yang terletak di bahagian Selatan pulau haruku kabupaten Maluku Tengah, adalah salah satu negeri yang memiliki paling banyak di pulau Nusa Ama (Gelar adat untuk Pulau Haruku). Terdapat enam sungai yang berukuran besar dan sedang berada di petuanan negeri tersebut.
Selain sungainya yang banyak dan besar, dan memiliki manfaat bagi masyarakat sekitar , namun sungai ini juga dapat memberikan dampak yang buruk ketika datang musim penghujan , warga masyarakat negeri Aboru selalu berada pada tingkat kewaspadaan karena ketika musim penghujan tiba ,sebab bisa terjadi banjir, dan luapan air bisa menghancurkan pemukiman warga.
Ketika terjadi banjir sungai Makala (salah satu dari enam sungai) sering meluap dan merendam rumah warga, terlebih tempat pengungsian, gereja dan sekolah darurat milik masyarakat kariu, yang mengungsi akibat konflik beberapa waktu lalu, Karena itu perlu penanganan serius dari negara dalam hal pemerintah daerah Provinsi maupun kabupaten Maluku Tengah.
Sungai Makala yang kurang lebih memiliki panjang 3 kilo meter dan lebar 3 meter ini, sering merusak rumah warga serta mengakibatkan longsor saat datangnya banjir, Berdasarkan hal ini pemuda negeri Aboru yang berdomisili di Ambon melakukan pertemuan dengan pihak BWS Maluku yang bermarkas di jalan Ir Putuhenna, Ambon satu tahun sebelum terjadinya bencana banjir dahsyat, tepatnya bulan Agustus 2021 lalu, dan baru dijawab di tahun 2022 ini tepatnya 19 oktober kemarin, kepala seksi Operasi dan pemeliharaan (OP) bersama staf BWS Maluku mengadakan kunjungan di negeri Aboru untuk melihat kondisi sungai dimaksud. Pada Rabu 19 Oktober 2022
Foto dalam Negeri Aboru, Daerah Sekitar Sungai Makala
hari ini kami dari ( BWS ) Maluku kunjungi negeri aboru, untuk melihat kondisi masyarakat yang melihat banjir, sekaligus mau melihat struktur talud yang harus di bangun, dan ini semua berdasarkan proposal yang di sampaikan pada tahun 2021 di kantor balai wilayah sungai Ambon oleh salah satu pemuda Aboru ,yang juga berprovesi sebagai seorang wartawan di Ambon.
Berdasarkan kami dari Balai wilayah Sungai hari ini turun ke aboru sebagai tindak lanjut tindak lanjut dari apa yang sudah disampaikan ke kami tahun 2021 kemarin melalui proposal.
Hal ini disampaikan oleh AZA Joenoes kepada lintastimurnews Rabu 19/10/22 di Aboru, Joenoes mengatakan bahwa pengusulan talud penahan sungai yang telah di usulkan sejak tahun 2021 lalu, yang mengantarkan kami (BWS) untuk datang dan melihat secara langsung kondisi di aboru .
sambung Joenoes bahwa , kondisi disini Memang menjaga jika sewaktu-waktu terjadi bencana, untuk itu kehadiran kami sebagai bentuk respon pemerintah pusat maupun daerah dalam melihat masalah ini, ucap Joenoes
Lanjut joenoes bahwa, “kami nantinya akan mengerjakan ini semua, kami akan melakukan komunikasi dengan pemerintah daerah, terkait dampak dari peristiwa banjir yang telah terjadi beberapa waktu lalu di Aboru, jika ini tidak segera dikerjakan akan merugikan masyarakat di kemudian hari, dan masyarakat disini kan tidak memiliki pendapatan tetap untuk membiayai pekerjaan secara perorangan, negara akan tetap hadir untuk kepentingan rakyat, dalam kondisi apapun seperti yang kami lakukan saat ini, tegas joenoes,
Namun kenyataannya sampai dengan hari ini sesuai pantauan yang dilakukan oleh wartawan selasa 24/10/22di negeri aboru , belum ada tanda tanda perhatian pemerintah daerah ( BWS ) seperti yang sudah disampaikan oleh Joenoes beberapa waktu lalu untuk segera melakukan pembuatan talud penahan air sungai Makala, walau pun belum dikerjakan ,masyarakat tetap percaya dengan janji pemerintah daerah melalui BWS untuk dapat menyelesaikan talud yang dimaksudkan.(SR)
Belum Ada Komentar