Bintang Bakar Batu Yang Bersinar di Pilkada KKT 2024, Siapa Pemenangnya?
SuaraReformasi.Com.Saumlaki- Hajatan pilkada Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) masih enam bulan lagi. Atau tepatnya November 2024. Namun, hawanya sudah mulai terasa hangat. Sejumlah nama mulai berseliweran di publik. Bukan orang biasa, melainkan sosok kesohor dari berbagai bidang baik politisi, pemerintahan, keamanan, bahkan juga dari kedokteran.
Perang bintang diprediksi bakal terjadi di pilkada KKT 2024. Sebut saja, manta bupati KKT 2017-2022 Petrus Fatlolon alias PF, yang digadang-gadang bakal maju dari Partai Nasdem. Lalu ada nama mantan Kapolres Kepulauan Tanimbar sekaligus kader partai PDIP Adolof Bormasa alias AB.
Kemudian ada nama politisi besar sekaligus kader partai, Dharma Oratmangun alias DO yang diberikan prioritas oleh Partai Golkar untuk kembali bertarung di Pilkada Tanimbar 2024.
Bukan cuma itu, nama beken lainnya seperti anggota DPRD Provinsi Maluku empat periode, Melkianus Sairdekut alias MS dari partai Gerindra. Kemudian Pj. Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) Piterson Rangkoratat alias PR dan dr. Julianus Aboyaman Uwuratuw alias BU, juga diprediksi akan mewarnai pilkada KKT 2024 nanti.
Nama-nama itu jadi atau tidaknya tergantung mandat dari partai politik. Pastinya, sebelum mengusung kandidat, partai politik tentu harus terlebih dulu melihat seberapa kuat jagoannya untuk bertarung di arena pilkada.
Pengamat politik dari Aliansi Pemuda Tanimbar, Bwarka Fenanlampir, menilai ada sejumlah faktor untuk menentukan siapa kandidat terkuat dalam pagelaran pemilihan kepala daerah.
"Paling umum ada tiga hal. Pertama dari popularitasnya, Kedua dari elektabilitasnya, Ketiga dari isi tasnya. Kekuatannya di situ. Elektabilitasnya berapa, popularitasnya berapa, isi tasnya berapa. Itu harus diukur," kata Bwarka kepada media ini, Rabu (08/05/2024).
"Yang paling penting dari itu semua, elektabilitas dan isi tasnya. Karena elektabilitas soal keterpilihan. Lalu kalau sudah keterpilihan, harus dieksekusi dari seberapa banyak isi tasnya," Bwarka menambahkan.
Karena sampai saat ini belum ada lembaga terpercaya yang melakukan survei kandidat untuk pilkada KKT 2024, sehingga belum bisa dilihat siapa yang terkuat.
"Kalau sekarang kita belum bisa mengukur peluang menangnya, karena belum ada survei popularitas dan elektabilitas dari lembaga survei yang objektif," kata Bwarka.
Untuk mengusung kandidat calon bupati dan wakil bupati di pilkada KKT 2024, partai politik hampir dipastikan tidak ada yang bisa sendiri. Tidak ada partai politik yang tembus angka 20 persen kursi DPRD.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang merupakan pemenang pileg 2024 di Tanimbar, hanya memperoleh 18 persen atau tiga kursi di DPRD. Maka, syarat mutlak untuk bisa mengusung calon, semua partai politik harus berkoalisi.
Bwarka menilai pada pilkada KKT november mendatang, koalisi jadi harga mati untuk bisa ikut pertarungan. Akan tetapi, Bwarka melihat koalisi di pilkada KKT kali ini akan terjadi dinamis.
"Saya sih melihatnya dinamis. Cross koalisi. Di pilkada KKT kali ini tensinya beda. Semuanya cair. Semuanya bisa cross koalisi. Tergantung kepentingan," kata Bwarka
Begitu juga peta politik, Bwarka melihat sangat dinamis. Apalagi sampai saat ini belum ada lembaga yang melakukan survei pilkada KKT 2024. Sehingga, siapa pun masih punya kesempatan untuk dilirik oleh partai politik.
"Semua masih bisa berkembang. Semua masih bisa menang dan kalah. Pertarungan akan sengit, akan menarik. Tergantung siapa kandidat, siapa figur pasangannya. Siapa partai koalisinya, itu akan mempengaruhi menarik atau tidaknya pilkada di Tanimbar," ujar Bwarka.
Bwarka menyatakan sejauh ini semua pihak masih melakukan penjajakan. Baik dalam hal penjaringan kandidat, maupun komunikasi antar partai politik. (Ser)
Belum Ada Komentar