Anggota DPRD Promal Dan Mahsiswa Beserta Masyarakat Kairatu Memperingati Hari (LBH)
Ambon.Suara Reformasi.Com Penanaman ratusan anakan mangga cangkok jenis Manalagi dan Rambutan jenis Binjai di Kota kairatu pada sabtu (04/06/2022) , itu berarti satu pohon menghasilkan 1 kg oksigen perhari.
Demikian dikatakan Samson Atapary Anggota DPRD Provinsi Maluku pada masyarakat kairatu dan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN ) Universitas Pattimura Ambon di kantor Negeri Kairatu dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada hari ini 5 juni tahun 2022 .
Menurut Ketua Komisi IV DPRD Maluku ini, dengan menanam 500 pohon berarti sudah 1000 jiwa yang tertolong.Dari 1 pohon dapat menghasilkan 1 kg oksigen per hari, dan setiap orang membutuhkan 0,5 kg oksigen . Sehingga 1 pohon dapat menghidupkan 2 nyawa manusia.
Pohon yang ditanam di halaman rumah warga, kantor Negeri Kairatu, Rumah ibadah dan sekolah merupakan tanaman yang dapat menambah ekonomi masyarakat, karena hasilnya dapat dijual dan juga sebagai sumber oksigen di seluruh dunia.
Menurut Anggota DPRD Maluku dapil SBB, 1 tahun dunia kehilangan 15 milyar pohon. Sehingga dampak dari hal tersebut cadangan hutan yang tersisa hanya kurang lebih 40%, itu berarti hutan yang masih baik hanya 60 persen, tapi yang tanam per hari itu tidak sebanding dengan kehIlangan pohon pertahun itu.
Untuk indonesia menurut Politisi PDI Perjuangan Maluku ini, di Indonesia setiap tahun kehilangan hutan kurang lebih 1,4 juta hektar, dan cadangan hutan di Indonesia yang masih relatif baik itu ada di Indonesiabagian timur , yaitu Maluku dan Papua.
Atapary menjelaskan, kalau Maluku yang terbesar, hutan yang masih lebih baik itu ada di Pulau Seram, yang masih tertutup hutan yang lebat.Dampak dari itu di dunia termasuk Indonesia gelisah, dengan adanya pemanasan global yang mengakibatkan permukaan air laut akan naik, ujar Otopart mencontoh lokasi wisata Kairatu Beach yang berada di pantai labuan Tomayuri Negeri Kairatu.Penanaman pohon pinus 10 tahun yang lalu yg berjarak 3 meter itu ada deretan 6-8 pohon pinus yang sudah hilang diterjang ombak.”Itu berarti 16 – 24 meter permukaan air laut sudah naik, ” Ujarnya.
Akibat dari dampak kehilangan hutan juga pohon dan pemanasan global , maka yang paling di rugikan adalah di pulau-pulau kecil yang ada di Maluku .Karena pemanasan global ini berdampak pada permukaan air laut yang naik, kalau air laut naik dan permukaan bibir pantai akan terkikis.
Kondisi seperti ini juga terjadi pada lingkungan di nana kita tinggal. Pada saat hujan, air akan mengalir melalui saluran-saluran yang ada di lingkungan dan kalau kita tidak peduli pada lingkungan di mana kita tinggal maka akan mengakibatkan banjir, ” Tuturnya.
Untuk itu pada kesempatan penghijauan Kairatu dirinya mengajak seluruh masyarakat untuk sama-sama menjaga lingkungan.“Mari kita menjaga lingkunga sekitar kita untuk tetap hijau, dan kita bisa menghirup udara yang segar di lingkungan kita di mana kita tinggal,” himbau Atapary .
Pada kesempatan yang sama juga Pejabat Raja Negeri Kairatu Febri Ruspanah dan perwakilan Camat Kairatu menyampaikan terima kasih pada Atapary yang begitu peduli terhadap lingkungan sehingga turut bersama-sama dengan Mahasiswa KKN Unpatti untuk hijaukan Kairatu dalam rangka hari lingkungan hidup sedunia
Semoga kedepan bukan saja kota kairatu yang di hijaukan dengan tanaman produktif tapi masih ada Negeri atau desa lain juga yang perlu di hijaukan, ujarnya.
Untuk di ketahui Penanaman secara simbolis oleh Samson Atapary beserta beberapa unsur terkait dan juga penyerahan anakan Rambutan dan Mangga yang di lakukan di Kantor Negeri Kairatu. Itu pertanda bahwa di mulainya hijaukan Negeri kairatu (SR01)
Belum Ada Komentar