SuaraReformasi.Com. Ambon.Pelabuhan Galala, kini melayani penyebrangan dengan kapal Ferry, dalam rangka mengantisipasi melonjak penumpang saat arus mudik saat Hari Raya Idul Fitri tahun ini tidak ada penambahan kapal, Kapal kini beroperasi di pelabuhan galala hany dua unit yaitu KMP Tatihu milik Perusahaan Daerah Panca Karya dan KMP Temi milik PT ASDP.
Pernyataan ini disampaikan, Pengawas Satuan Pelayanan Kelas I Pelabuhan Menyeberang Galala, Andreas Widyakusuma, SE,MT kepada wartawan di Ambon Selasa (26/3/2024) saat pihaknya bersedia memberikan komentar soal pelayanan kapal di pelabuhan Galala Ambon.
"KMP Temi adalah kapal perbantuan dari lintasan Hunimua-Waipirit sedangkan kapal yang eksisting di pelabuhan Galala adalah KMP Wayangan sementara doking tapi mungkin diperkirakan awal bulan April sekitar tanggal 3 atau 4 itu sudah kembali ke lintasan, jadi kondisi pelayanan di pelabuhan Galala hanya dilayari oleh dua kapal Ferry sedangkan posisi muatan masih relatif lancar sesuai pengamatan jumlah penumpang dari Galala ke Namlea masih dibawah 100 penumpang dari kapasitas sekitar 150 sedangkan kendaraan karna baik golongan empat maupun golongan lima didominasi adalah kendaraan angkutan barang karna ada mobilisasi sembako dari Ambon ke Namlea demikian juga sebaliknya," jelas Andreas Widyakusuma.
Menurutnya, Kondisi pelabuhan Galala masih bisa terkaver dengan pelayanan dua kapal Ferry dan apabila terjadi penumpukan penumpang biasanya ada kebijakan dibuat pihak Dinas Perhubungan Provinsi Maluku yaitu dengan jalan Ekstra Trip yang sifatnya kondisional, dan yang diinginkan dari birokrasi pelabuhan ada penambahan kapal sehingga sehingga ada penambahan jam pelayanan sehingga masyarakat diuntungkan untuk pilihan jam keberangkatan tapi muatan yang minim masih terkaget dua kapal tapi terjadi lonjakan baru tambah kapal ini sifatnya ekstra trip.
" Itu saja kini jelaskan soal persiapan lintasan pelayanan kapal Ferry Galala-Namlea terutama antisipasi angkutan lebaran 1445 H tahun 2024, dan harapan kita dilihat dari sisi birokrasi atau pemangku kepentingan di pelabuhan Galala terkait pelayanan sifatnya usaha lintasan komersil jadi karna lintasan komersil perusahan yang ada ingin profit harus ada ruang-ruang kegiatan dibangun sehingga muncul bangkitan perjalanan, tarikan perjalanan itu ada dan pihak Pemerintah Buru dan Buru Selatan harus membuka ruang kegiatan sifatnya transportasi, ekonomi sehingga memicu pergerakan dari Ambon ke pulau Buru atau di Ambonpun sedemikian ada tarikan perjalanan menambah eksensi perjalanan, jumlah pelayanan kapal ditingkatkan bisa saja menambah kapasitas kapal tapi kalau tidak ada ruang kegiatan sifat hanya rutinitas maka hanya seperti begini,"Kata Andreas Widyakusuma.(Ser)
Sumber : http://suarareformasi.com/sambut-mudik-saat-lebaran-pelabuhan-galala-tidak-ada-penambahan-kapal-detail-452303