Bandung.Suara Reformasi.Com. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) akan segera mengkaji tumpukan material berbentuk pulau yang muncul di permukaan air di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku. Untuk diketahui 'Pulau Baru' itu mencul pasca gempa berkekuatan magnitudo (M) 7,5 mengguncang Maluku Tenggara Barat. Tumpukan material berbentuk pulau serupa juga pernah terjadi di Nias pasca gempa pada tahun 2005 silam.
“Pengangkatan pernah terjadi pasca gempa Nias tahun 2005 yang menandakan bukti sesar atau patahan naik di barat Pulau Nias,” kata Penyelidik Bumi Madya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), dikutip Supartoyo, Rabu (11/1/2023).
Supartoyo belum dapat memastikan apakah tumpukan bahan menyerupai pulau itu sama seperti tumpukan bahan di Nias. Dia menyebutkan perlu dilakukan penelusuran lebih lanjut
“Untuk daerah di Kepulauan Tanimbar mungkin perlu data geologi sebanyak mungkin sebelum menyimpulkan fenomena hal tersebut,” ujarnya.
Supartoyo menyampaikan tumpukan material yang terbentuk di Nias saat itu tersebar di sejumlah tempat. Meski begitu, tumpukan material menyerupai pulau di Tanimbar berada di zona yang sama dengan di Nias yakni penunjaman yang sifatnya tabrakan tidak menghasilkan magma.
“Jadi kalau di Nias itu kan agak luas sebarannya, jadi bukan di satu pulau. Kalau yang Tanimbar ini saya kurang tahu, apakah hanya lokal atau ada tempat lain juga yang mengalami seperti ini. Mungkin saya perlu data-datanya, koordinat kemudian sebaran yang material terangkat ini apakah hanya di sini aja atau juga di tempat lain,” kata Supartoyo.
“Kalau di Nias dia agak sedikit luas lalu kesimpulannya berkaitan dengan patahan lain yang ada di sana pada zona penunjaman. Kalau untuk kasus Tanimbar ini kan zona penunjaman juga cuma dia sifatnya istilahnya tabrakan, benturan antara dua lempeng yang tidak menghasilkan magma, tidak menghasilkan vulkanik api gunung,” jelasnya.
Supartoyo menuturkan berbeda dengan di Nias dan Tanimbar, material berbentuk pulau yang ada di Sumatera dan Jawa menghasilkan magma karena berada di zona yang berbeda. Sehingga terbentuk gunung berapi.
“Kalau di Sumatera, Jawa, itu kan benturan antar lempeng menghasilkan magma dan mengakibatkan terbentuknya rangkaian gunung berapi. Kalau di laut ini nggak, istilahnya kolusi, jadi kira-kira hampir sama dengan di Himalaya tabrakan,” ucapnya.
Dia berharap munculnya pulau di Tanimbar itu tidak berbahaya. Dia menyampaikan pemberitahuan akan mendatangi lokasi dan mengambil sejumlah data untuk selanjutnya ditindaklanjuti.
“Nah itu kita perlu data untuk ini, apakah data ini luas atau hanya setempat. Kalau hanya setempat pun jadi pertanyaan kenapa hanya di situ, di tempat lain tidak. Mudah-mudahan aja kalau berkaca dari Nias itu nggak bahaya, itu relatif tidak berbahaya setelah fenomena tersebut muncul. Kami merencanakan ada tim yang ke sana, kami berdiskusi dulu karena kesampaian di daerah sana kan tidak mudah. Kita diskusikan kita usulkan ada tim yang ke sana bisa mengambil berbagai data termasuk koordinat,” tambahnya. (SR)
Sumber : http://suarareformasi.com/pvmbg-segera-teliti-pulau-baru-yang-muncul-di-tanimbar-usai-gempa-m-7-5-detail-446305