SUARAREFORMASI.COM.AMBON -Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan Memerahkan gedung lantai dua Islamic Centre. Gedung ini jika biasa dalam perhelatan acara perhelatan pemerintahan sekalipun, sudah pasti bernuansa biru laut. Namun kegiatan KKN Kebangsaan ke XII di Provinsi Maluku, warna merah dan putih menghiasi peserta KKN Kebangsaan. Kendati begitu, warna merah cenderung lebih mendominasi, pakaian yang disediakan panitia penyelenggara KKN Kebangsaan. Warna merah dan putih, adalah warna kebangsaan.
"jadi wajar jadi jangan dibilang ada sponsor dari pihak manapun, "seloroh Prof Salakory.
Kegiatan KKN Kebangsaan ke - XII yang dipercayakan kepada pihak Universitas Pattimura sebagai penyelenggara, mengikutsertakan lima ratus mahasiswa KKN dari 70 Universitas baik negeri dan swasta dari seluruh Indonesia.
Rektor Universitas Pattimura Ambon, Prof Dr Fredy Leiwakabessy, M.Pd mengungkapkan,
Upaya melaksanakan kegiatan KKN Kebangsaan di Provinsi Maluku, pihaknya telah melakukan langkah koordinasi dengan semua pihak, terutama mereka yang bersentuhan langsung dengan kegiatan KKN Kebangsaan ini.
"Kami audiensi dengan seluruh pimpinan daerah, dimana tempat pelaksanaan KKN Kebangsaan akan dilaksanakan dengan sungguh mereka menerima sukacita baik dukungan maupun material maupun moral dan kesiapan daerah untuk melaksanakan KKN Kebangsaan ini, " ucap Rektor Dr Fredy Leiwakabessy, di sela-sela sambutannya.
Dia mengakui, Pemerintah daerah dalam hal ini Pj Gubernur Maluku sangat mendukung dan mensuport kegiatan KKN Kebangsaan ini.
"Terimakasih untuk pa Pj Gubernur Maluku, Ir Sadalie Ie, IPU, ucap Rektor Unpatti dikesempatan itu.
Universitas Pattimura saat ini memiliki jumlah mahasiswa kurang lebih dua puluh enam ribu (26.000) mahasiswa keaktifan yang ikuti kuliah pada semester ini, kurang lebih dua puluh ribu (20.000). Enam ribu kata Prof Dr Fredy Leiwakabessy, enggan untuk mengikuti kulia lantaran kian meningkatnya faktor kemiskinan yang menjadi salah satu penghambat.
"Ini berbagai macam alasan pak Dirjen Dikti, alasan yang paling besar adalah tidak mampu, membayar UKT, meskipun UKT terendah di Indonesia itu ada di Unpatti, karena kita tingkat kemiskinannya sangat tinggi karena disparitas wilayah yang sangat besar, kita memiliki 1' 200 lebih pulau, jumlah penduduk Maluku dari Up date terakhir' hanyalah 1 juta sembilan ratus lebih, tidak sampai dua juta, tersebar pada 92 persen lebih wilayah laut, dan kita hanya miliki lebih 7 persen wilayah darat. Sembari menekankan pada faktor
Disparitas kondisi Kepulauan yg begini luas mengakibatkan tentu saja kemiskinan di berbagai daerah, transportasi yang tidak memadai, konektivitas yang tidak bisa berjalan dengan baik tetapi ini tidak menjadi hambatan untuk mengembangkan sumber daya manusia SDM, "Tandas Rektor.
Perguruan tinggi adalah garda terakhir' pembentukan sumberdaya manusia (SDM), dimana jauh lebih berprinsip bangsa dan dalam konteks ini, pembentukan profil pelajar Pancasila menjadi satu-satunya tujuan dari pembentukan sumberdaya pemimpin bangsa antara lain mereka harus memiliki iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki nilai khebinekaan global, memiliki sifat gotong royong, kritis kreatif dan ...tentu saja KKN Kebangsaan memiliki nilai positif, strategi untuk mengembangkan profil pelajar Pancasila itu sendiri dan dengan Tema, Memperkokoh Nilai-nilai Kebangsaan dalam mewujudkan..
Untuk diketahui KKN (Kuliah Kerja Nyata) Kebanggaan Ke - XII Universitas Pattimura Tahun 2024, berlangsung selama satu bulan di tiga kabupaten dan satu kota di Provinsi Maluku, yakni dari tanggal 26 Juli hingga 24 Agustus 2024
Acara pembukaan KKN Kebangsaan Ke-XII ini dihadiri oleh Dirjen Pendidikan Tinggi, Prof Dr Rar. Nat, Abdul Haris Pj Gubernur Maluku, Sadalie, Kapolda Maluku, Irjen Lotharia Latif, Kabinda Maluku, mewakili, Pangdam XV Pattimura.
500 mahasiswa berasal dari 70 Universitas di seluruh Indonesia.(***)
Sumber : http://suarareformasi.com/prof-leiwakabessy-faktor-kemiskinan-turut-pengaruhi-pembayaran-uang-semesteran-detail-454063