Suara Reformasi.Com.Saumlaki.Penjabat Bupati Kepulauan Tanimbar Ruben B Moriolkossu, sangat optimis dan bertekad untuk diakhir tahun 2023 nanti, angka kemiskinan di daerah yang dipimpinnya ini berada di bawah 20 persen. Begitu juga untuk angka kemiskinan ekstrim yakni 3 persen. Untuk mencapai target itu, dibutuhkan kerja sama dan kerja keras semua pihak di Kabupaten Duan Lolat ini.
"Ini menjadi salah satu program prioritas yakni penurunan angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrim. Sebab jika melihat angka dari tahun 2021, angka kemiskinan KKT sebesar 27,27 persen dan di 2022 mengalami penurunan di angka 23,88 persen. Sedangkan angka kemiskinan ekstrim d Tahun 2021 sebesar 10,58 persen dan di 2022 turun di angka 6,63 persen," tandas Moriolkossu, saat memberikan sambutan pada Sosialisasi Pembentukan Karang Taruna dan Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) dan Bimbingan Teknis bagi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Tahun Anggaran 2023 di Gedung MSC, Saumlaki, Jumat (21/7).
Guna mewujudkan komitmen progam prioritas penurunan angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrim, Moriolkossu ungkapkan bahwa telah disusun langkah strategi dan kebijakan dalam memperbaiki Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), sehingga pemberian bantuan sosial itu tepat sasaran. Untuk menjadi tepat sasaran, dibutuhkan kerjasama Kepala Desa dan kelembagaan desa di masing-masing desa, sehingga penduduk miskin terlayani bantuan sosial dari pemerintah dan pemerintah daerah.
Menurut Dia, ada beberapa masalah yang berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan seperti absennya mekanisme penanganan keluhan yang terintegrasi dan akurasi data keluarga miskin. Hal tersebut menyebabkan warga miskin harus menjalani prosedur yang berbelit-belit dan dalam waktu lama untuk mendapatkan layanan program perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.
Sebab dari hemat Moriolkossu yang juga sebagai Sekda KKT ini, bahwa selama ini berbagai program penanggulangan kemiskinan ditangani oleh banyak Satuan Kerja (Satker), seperti Rumah Tinggal Layak Huni (Rutilahu) dan Beras Sejahtera (Rastra) atau Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT) di Dinas Sosial. Pengurusan Program Indonesia Sehat (PIS) dan program kesehatan daerah (Jaminan Kesehatan daerah) di Dinas Kesehatan, dan PIP (Program Indonesi Pintar (PIP) di Dinas Pendidikan.
"Realitanya kepala keluarga dari warga miskin memerlukan keempat program penanggulangan kemiskinan tersebut sekaligus. Betapa beratnya biaya, tenaga, dan waktu bagi keluarga miskin mengurus empat pelayanan di tempat yang berbeda," tandasnya.
Agar penyaluran bantuan kepada keluarga miskin tepat sasaran, saran Penjabat Bupati, diperlukan data yang akurat dengan pemutakhiran dinamis di daerah. Namun kenyataannya banyak warga yang mampu secara ekonomi justru mendapatkan bantuan, sementara banyak warga yang benar-benar miskin tidak mendapatkan bantuan.
"Ketika bantuan yang disalurkan tidak tepat sasaran maka upaya menurunkan angka kemiskinan tidak berjalan optimal," tegas dia.
Dengan demikian, kegiatan yang melibatkan 145 peserta dan akan difokuskan pada dua kecamatan yakni Tanimbar Selatan dan Molu Maru ini, diharapkan mampu menjadi pilar percepatan dan ketepatan pelayanan bagi masyarakat miskin ini disebut Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) di level Kecamatan dan Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) di level desa, kelurahan. Karena itu, dirinya mengimbau dalam menjalankan peran dan fungsinya melayani warga miskin dan rentan miskin, setiap Puskesos memiliki strategi dan cara pengembangan kelembagaan tergantung pada kondisi daerah atau desa setempat. Begitu juga Karang Taruna berperan dalam pembangunan masyarakat, terutama pada peningkatan potensi dan peran aktif generasi muda dalam pembangunan di bidang kesejahteraan sosial.
"Saya mengharapkan kepada para peserta agar apa yang diperoleh dalam kegiatan ini dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan pelayanan sosial di lembaga yang saudara-saudari mengabdi," pintanya.(YantiSer)
Sumber : http://suarareformasi.com/pj-bupati-kepulauan-tanimbar-optimis-angka-kemiskinan-ekstrim-turun-akhir-tahun-ini-detail-449241