SUARAREFORMASI.COM.AMBON-Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi, Prof Dr, Rat.Nar Abdul Haris, M.Sc belum begitu serius menanggapi problem enam ribu mahasiswa Universitas Pattimura (UNPATTI) Ambon yang enggan mengikuti kuliah lantaran terbeban dengan faktor kemahalan.
Meski begitu, Rektor Unpatti, Prof Dr Fredy Leiwakabessy, M.Pd menegaskan kalau UKT di universitas yang dipimpinnya saat ini, termasuk terendah di Indonesia.
Rektor Universitas Pattimura Ambon Prof Dr Fredy Leiwakabessy mengemukakan persoalan UKT mahsisw itu di sela-sela sambutannya pada saat pembukaan Kegiatan KKN Kebangsaan Ke-XII.
Kendati demikian, keluhan yang dikemukakan, belum begitu disikapi serius oleh Dirjen Dikti Riset dan Teknologi, Prof Dr Rat.Nar Abdul Haris, M.Sc.
"Sebaiknya pak Rektor aja yang menjawab sambil tersenyum dan mengarahkan pandangannya ke Rektor, maaf ya saya mau Sholat dulu, kata Dirjen Dikti, Abdul Haris, M.Sc kepada media ini, usai membuka kegiatan KKN Kebangsaan di lantai dua Islamic Centre Jumat (24/07/24) siang
Usai mengatakan demikian, Dirjen Dikti Riset dan Teknologi, Prof Dr Rat.Nar Abdul Haris berlalu dan berjalan bersama Rektor dan para wakil rektor menuju tempat Sholat Jumat.
Rektor Universitas Pattimura Ambon, Prof Dr Fredy Leiwakabessy, M. Pd dalam sambutannya mengemukakan, UNPATTI saat ini memiliki jumlah mahasiswa kurang lebih dua puluh enam ribu (26.000) mahasiswa. Dan yang aktif mengikuti kegiatan perkuliahan ada sekitar dua puluh ribu (20.000) mahasiswa. Enam ribu (6000) mahasiswa kurang begitu aktif mengikuti perkuliahan. Keengganan para mahasiswa mengikuti proses perkuliahan dipengaruhi besaran uang semester yang ditetapkan pihak universitas tetapi disisi lain sebagai akibat dari jumlah masyarakat miskin di provinsi Maluku yang kian bertambah.
"Salah satunya faktor kemiskinan menjadi salah satu penghambat,.ini berbagai macam alasan pak Dirjen Dikti, alasan yang paling besar adalah tidak mampu membayar UKT, meskipun UKT terendah di Indonesia itu ada di UNPATTI, karena kita tingkat kemiskinannya sangat tinggi karena disparitas wilayah yang besar, kita memiliki 1'200 lebih pulau, jumlah penduduk Maluku dari Update terakhir, hanya 1'900 lebih tidak sampai dua juta jiwa, tersebar di berbagai Kepulauan di provinsi Maluku, " ungkap Prof Leiwakabessy.
Disamping faktor bertambahnya angka kemiskinan serta luasnya wilayah Maluku yang terdiri dari 92 persen wilayah laut dan tujuh persen wilayah darat, tentu turut berpengaruh terhadap masalah konektivitas, masalah transportasi yang kurang memadai. Namun demikian, masalah-masalah yang dihadapi, kata Rektor Fredy Leiwakabessy, dia tidak harus menjadi penghambat untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) Maluku.
Masih menurut Rektor Unpatti, Perguruan tinggi adalah garda terakhir dalam pembentukan sumberdaya manusia.
Keinginan Rektor Universitas Pattimura Ambon mengemukakan pendapatnya itu, bertujuan untuk meminta perhatian Dirjen Dikti Riset dan Teknologi untuk menambah jumlah dana untuk mengatasi mahasiswa kurang mampu di UNPATTI. (***)
Sumber : http://suarareformasi.com/permintaan-rektor-unpatti-belum-disikapi-serius-dirjen-dikti-riset-dan-teknologi-detail-454062