MTQ Bahas Kesiapan, Camat Manipa Sambangi Balai Cipta Karya Wilayah Maluku

MTQ Bahas Kesiapan, Camat Manipa Sambangi Balai Cipta Karya Wilayah Maluku

Ambon.Suara Reformasi.Com.-- Dalam rangka mendukung kesiapan pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Kabupaten Seram Bagian Barat tahun 2023, yang berlangsung di Kecamatan Kepulauan Manipa sebagai tuan rumah yang berlangsung dalam waktu dekat nanti.

Plt. Camat Kecamatan Kepulauan Manipa Yusnita Tiakoly terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak. Salah satu, Balai Cipta Karya Wilayah Maluku.

Dalam kunjungannya Senin (17/04/2023) ditemui Yunita

Teknik Penyehatan LingkunganBalai Cipta Karya Wilayah Maluku Abdul Hafidz Nainggolan, Chikal Hutanjalay Tenaga pendamping Pemetaan dan Hanum selaku Penanggungjawab Pemetaan Lingkungan Kabupaten Seram Bagian Barat.

Dipertemuan itu, berbagai hal didiskusikan. Salah satunya membicarakan kesiapan yang dibutuhkan saat MTQ, misalnya ketersediaan water closet (WC) dan air bersih di lokasi yang menjadi pusat kegiatan MTQ. Ketersediaan sarana dan prasarana ini dianggap penting untuk kebutuhan peserta dari 10 Kecamatan yang akan bertandang ke Manipa.

“Karena selain untuk Ivent MTQ.Ivent pariwisata juga membutuhkan air bersih," sebut Tiakoly.

Selain WC, lampu penerangan dan bangunan di lokasi kegiatan MTQ serta kebutuhan Ivent wisata lainnya di Pulau Manipa ikut dibahasa.

Penanggungjawab Pemetaan Lingkungan Kabupaten Seram Bagian Barat Hanum pada kesempatan itu menjelaskan,untuk SBB Dokumen rispam 

atau rencana pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) belum dilegalisasi masih dalam bentuk draf. Karena terkendala anggaran APBD Kabupaten.

“Namun bisa saja berkoordinasi melalui Rispam dinas PU SBB.Dan untuk SBB kami juga terkadang kendala lahan yang bermasalah, jelas Hanum.

Penjelasan Hanum diterima baik Yusnita, untuk ditindaklanjuti ke pemerintah daerah setempat demi kebutuhan MTQ.

“Dari informasi ini nantinya kami akan berkordinasi dengan Pak Bupati terkait dokumen Rispam yang belum di legalisasi. Semoga bisa didorong ke depan,” sahut Nita.

Hafidz Nainggolan juga menjelaskan untuk sanitasi, beda antara sandes dan sanimas. Untuk 

 Sanitasi Perdesaan Padat Karya(Sandes) skalanya komunal dalam beberapa rumah yang dibangun bili untuk satu sepiteng. Kalau Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) di satu kawasan dibangun bili per rumah baru kemudian dibangun satu unit tempat pembuangan atau sepiteng yang digabung untuk semua. 

Bahkan akui dia, biasanya untuk program ini harus dilakukan pengajuan. Namun saat ini program tersebut lebih banyak ke aspirasi DPRD. 

“Susahnya kalau Maluku, di DPR RI tidak ada perwakilan di Komisi V untuk memperjuangkan ini. Sehingga jatah yang diberikan juga terbatas, beda dengan daerah lain,” beber Nainggolan.

Pembangunan Cagar budaya di Kecamatan Manipa juga dibahas pada pertemuan itu. Namun disarankan agar harus memiliki SK. Cagar budaya yang dimaksud antara lain, kuburan jari Kapitang Jongker, Air Kapitang Jongker di Desa Tumalehu Barat, Makam Penyiar Islam dari Tuban, Jawa Timur yang dikenal warga dengan nama Makam Usali Desa Tumalehu Barat dan Benteng Wantrouw bertempat di Desa Tumalehu Timur (Ser)

Sumber : http://suarareformasi.com/mtq-bahas-kesiapan-camat-manipa-sambangi-balai-cipta-karya-wilayah-maluku-detail-447984