Ambon. Suara Reformasi.Com - Sesuai data diperoleh Dinas Kesehatan Kota Ambon, kasus penyebaran virus Covid-19 Terbanyak ada di kecamatan Sirimau dalam beberapa hari terakhir ini.
Pernyataan ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, dr Wendy Pelupessy kepada wartawan di Ambon Selasa (8/2) saat pihaknya bersedia memberikan penjelasan soal penyebaran virus Covid-19 kian meningkat di kota Ambon.
Menurutnya, seluruh kecamatan di kota Ambon kita sudah melakukan treking tapi kasus Covid-19 terbanyak ada di kecamatan Sirimau akibat sebagian besar masyarakat belum menyadari soal protokol kesehatan dan banyak belum di vaksin.
"Kita lihat fenomena penyebaran virus Covid-19 dengan varian omikron adalah mengglobal adalah dunia dan nasional bukan hanya di kota Ambon jadi tetap kita mengambil langka antisipasi, waspadai tapi tidak perlu panik dan himboan Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo, tingkatan vaksinasi, jaga protokol kesehatan dan memang dengan vaksinasi tinggi sebagian besar orang terkena Covid-19 tanpa gejala," jelas Pelupessy.
Menurutnya, sesuai data mulai dari tanggal 23 Januari sampai Tanggal 5 Pebruari 2022 rata-rata diatas satu hari ribuan orang melakukan treking dan sampai kini masyarakat kota Ambon sudah treking 2404 dan hasilnya 815 yang terkonfirmasi Covid-19.
Lebih lanjut jelas Pelupessy, instruksi dari WHO kita harus melakukan treking yaitu satu per seribu dikali dengan jumlah penduduk, kalau kota Ambon 398 kita treking tapi rata-rata sudah seribuan kita treking, intinya apa yang Presiden Joko Widodo himbau testing sebanyak mungkin orang kita curiga kita testing.
"Dari kasus-kasus yang terkonfirmasi Covid-19 kemudian kita tretmen jadi sebanyak mungkin orang kita testing tapi hasilnya prosentase kecil berarti penularan virus Covid-19 semakin menurun tapi misalnya kita tidak testing tapi kita bilang kasus kecil belum tentu, dan takutnya jika suatu waktu kita tidak melakukan testing kemudian meledak penyebaran virus Covid-19 dan kita testing kasus kita dapat kemudian tidak bergejala itu dengan jelas mengurangi beban rumah sakit dalam hal ini kita bisa isoman, bisa juga isolasi terpusat tapi kalau kita tidak testing kemudian satu kali dapat kasus dan parah maka beban rumah sakit sangat besar dan meledak penyebaran virus Covid-19 di masyarakat maka apakah mampu rumah sakit dan tenaga medis menangani, jadi pada prinsipnya tidak pusing ada zona yang penting testing sebanyak mungkin," jelasnya.(SR01).
Sumber : http://suarareformasi.com/kasus-covid-19-terbanyak-ada-di-sirimau-detail-440788