Suara reformasi.Com.SBB. Perayaan Hari Ulang Tahun Kabupaten SBB yang ke-20, pada tanggal 7Januari 2024, mendapat tanggapan kritis dari Ketua Walang Aspirasi Maluku, Kristian Sealewat rilisnya pada media ini, pada Minggu,(7/1/2025), Sea mengungkapkan HUT Kabupaten SBB yang ke-20, bagi seorang manusia adalah usia yang cukup matang dan berpengalaman tetapi fakta di lapangan, Kabupaten ini bukan mengalami kemajuan tetapi kemunduran, pasalnya masih saja ada persoalan dasar yang menjadi PR bagi Pemda SBB.Menurut Sea, persoalan-persoalan tersebut adalah, masalah dasar seperti Bidang Kesehatan dan Pendidikan yang menjadi tantangan dan persoalan bagi masyarakat di Kabupaten yang berjuluk Saka Mese Nusa tersebut.Selain kedua masalah itu, masih juga ada persoalan krusial lainnya, yang kerap kali terjadi di Kabupaten ini seperti pembayaran gaji para honorer di lingkup Pemda SBB.Sea menyatakan, untuk persoalan pembayaran gaji honorer yang sering bermasalah. Ketua Walang Aspirasi Maluku ini meminta Pemda SBB harus memberikan perhatian penuh, persoalan ini menyangkut nasib dan kehidupan sebagian masyarakat SBB yang mengabdi di Pemda SBB.Dengan banyaknya persoalan yang terjadi di Kabupaten Sake Mese Nusa saat dipimpin oleh Penjabat Bupati SBB, Brigjen Andi Chandra As'aduddin, S.E., M.H, itu, maka Sea menegaskan, dalam masa kepemimpinan Penjabat Bupati SBB yang sudah mencapai lebih dari setahun itu, pria asal Kecamatan Taniwel ini mengharapkan, Mendagri-RI, Tito Karnavian untuk mengevaluasi kepemimpinan Andi Chandra, karena seharusnya tujuan kehadiran Penjabat Bupati SBB adalah memperbaiki dan mengembangkan daerah ini bukan malah membuat daerah semakin terpuruk seperti saat ini.Sea juga menjabarkan, karena tidak becusnya penjabat Bupati SBB itu mengurus masalah perekonomian di Kabupaten SBB, mengakibatkan perekonomian mandek, alhasil sebagian masyarakat memilih mencari penghasilan di luar seperti ke tambang-tambang di Weda dan Kawasi.Dari pantauan media ini, semenjak dipimpin oleh Penjabat Bupati SBB itu, roda perekonomian di Kabupaten SBB tidak berjalan dengan lancar, banyak pengusaha menjerit karena dagangannya tidak terjual, karena itu, mereka sangat mengharapkan penjabat Bupati SBB ini selesai masa jabatannya karena gagal memberdayakan perekonomian masyarakat.Anehnya lagi, perayaan puncak HUT Kabupaten SBB yang sudah semestinya menjadi momentum.bagi Penjabat Bupati SBB ini untuk memperhatikan kesulitan masyarakat selama ini, dengan melibatkan para pedagang kuliner di SBB, sebagai upaya pemberdayaan bagi mereka, tetapi tidak dilakukan oleh penjabat Bupati SBB tersebut, karena persoalan ini maka dapat disimpulkan bahwa Penjabat Bupati SBB tidak sedikitpun memiliki rasa empati kepada masyarakat di Kabupaten ini. (Ser)