SUARAREFORMASI.COM.AMBON - Empat bakal calon Walikota dan bakal calon wakil Walikota Ambon memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk mendapat simpatik pemilik hak suara.
Ada yang cerdas berkata-kata, ada yang umbar menaikan Upah minimum regional (UMR) diatas lima juta rupiah, ada yang konsep humanis membangun kota dengan pendekatan hati, ada pula konsep pembangunan kawasan untuk mengejar kota Ambon dari berbagai faktor ketertinggalan tetapi ada bakal calon juga yang menyeroti para pemimpin sebelumnya meninggalkan beban hutang yang berdampak pada perekonomian masyarakat yang kian morat marit.
Konsep gagasan dan ide dari ke empat bakal calon ini, masing-masing memiliki kelemahan dan keunggulan dalam menyampaikan visi misinya. Tetapi suatu hal yang mesti diingat adalah kota Ambon sebagai kota jasa, memerlukan pasangan calon walikota yang memiliki konsep penataan kawasan strategis dan membuka lapangan usaha baru guna menciptakan lapangan kerja.
Kota Ambon adalah ibukota provinsi Maluku, selama ini hanya mengandalkan sektor jasa untuk bisa meningkat pendapatan asli daerah (PAD).
Sebagai kota yang hidup dari sektor jasa dan usaha kecil dan menengah (UMKM) dia memerlukan pasangan calon yang memiliki pengalaman.
Menurut Johan Letemulu, keempat bakal calon yang berkompetisi pada pemilihan kepala darah, Walikota Ambon' masing-masing punya pengalaman yang mempuni, tetapi dari sisi pengalaman dan strategi pasti ada bakal calon tertentu yang memiliki kredibilitas, kreativitas, pengalaman mempuni kerendahan hati yang tentu menarik simpatik masyarakat pemilih.
Dia mengakui, dari hasil pengamatan tim di lapangan maupun pengalamannya sebagai tim sukses dari beberapa kepala daerah sebelumnya, hanya ada satu calon yang menang mutlak nantinya.
Calon dimaksud lanjut Johan Latemulu, adalah sosok yang punya pengalaman dua tahun dipercaya pemerintah pusat menjadi pejabat wali di kota bertajuk Ambon Manise ini.
" Kita tau persis ke empat bakal calon ini memiliki keunggulan dan kompetensi masing-masing tapi kita harus akui secara jujur bahwa, soal hati dan soal keterpilihan masyarakat pemilih dari simpul-simpul kita di empat kecamatan, mayoritas pemilih cenderung ada pada salah satu bakal calon walikota dan wakil Walikota Ambon, "tandas Latemulu, tokoh muda yang kritis terhadap setiap kebijakan publik, apabila pejabat daerah salah gunakan kewenangannya.
Dia kemudian menceritakan pengalamannya pernah melaporkan bupati aktif Maluku Barat Daya, Benyamin Thomas Noack, soal indikasi penyalahgunaan dana Covid 19 di Polda Maluku, tetapi kemudian kasus ini dalam proses tindaklanjutnya oleh tim tindak pidana korupsi Polda Maluku, sampai sejauh ini belum bisa membuktikannya.
Masi seputar adu argumentasi oleh bakal calon Walikota Ambon.
1, bakal Calon Walikota Ambon Jantce Wenno dan Bakrie Asatri mengungkapkan kalau kota Ambon saat ini tidak baik-baik saja. Lantaran Pemerintah Kota Ambon sebelum telah melahirkan kemiskinan, keterpurukan ekonomi hingga terjadi beban hutang daerah yang kian menumpuk. Apabila dia dipercaya rakyat pemilih di kota ini menjadi walikota terpilih maka dia akan menggunakan jasa orang-orang hebat untuk menata keuangan kota Ambon. Sehingga kota ini bisa pulih dari Menejemen keterpurukan keuangan.
Kendari begitu masih menurut pandangan Johan Latemulu, pak Jantce Wenno memang cukup berpengalaman selama beberapa tahun di DPRD kota Ambon dan DPRD Provinsi Maluku, tetapi andilnya untuk ikut membuat sebuah perubahan untuk kota ini belum nyata terlihat dan masih sebatas wacana. Kendati wakilnya berpengalaman.
Bakal calon Tadi Salampessy dan Emmylh Dominggus Luhukay mengusung konsep Ambon sebagai kota Jasa dengan berusaha menaikan UMR diatas lima juta rupiah dan konsep pembangunan kota jasa sama seperti halnya membangun kota Singapur.
Gagasan yang dikemukakan bakal pasangan calon ini, memang agak lumayan tetapi lebih pada sebuah lips service semata, karena dibutuhkan konsep perencanaan dan strategi yang matang untuk mencapai impian membangun kota Ambon semirip kota impian Singapura.
Bakal calon Walikota Ambon bakal calon wakil Walikota Ambon, Agus Ririmasse dan Novan Liem. Bakal calon ini menurut Johan adalah figur muda yang cukup bagus tetapi dari segi pengalaman dan fakta lapangan, masih cukup mudah untuk mendapat kepercayaan masyarakat pemilih, ini lebih pada pelayanan publik masi memerlukan pendekatan hati. Keduanya kata aktivis yang satu ini, harus bekerja ekstra untuk capai hasil maksimal jika terpaksa bersaing keras dengan Jantje Wenno dan pasangannya yang memiliki pengalaman mempuni serta didukung dengan finansial cash flow yang katanya mantap saat ini.
Bakal Calon Walikota dan bakal calon wakil Walikota Ambon, Bodewin Melkias Wattimena dan Elly Toisutta.
Pasangan bakal calon yang satu ini menurut Johan Latemulu, adalah pasangan yang bakal mengusung konsep Ambon water von city. Konsep ini memang sengat mengenai lantaran Kota Ambon memiliki teluk yang bagus jika kedepan dikonsepkan secara bagus tentu akan menambah pundi-pundi usaha kecil dan menengah UMKM akan beragairah.
Pasangan ini kata Letemulu, cukup mempuni dan berpengalaman, apalagi pak Bodewin pengabdiannya selama 31 tahun di ASN sudah tidak bisa diragukan lagi, demikian halnya dengan wakilnya di DPRD kota Ambon memiliki basis masa pada dapilnya hampir merata.
"Dari simpul-simpul kami dilapangan terhadap semua bakal calon, pak Bodewin dan ibu Elly dukungan masyarakat pemilih hampir merata disemua lini, jika dibandingkan dengan pasangan lainnya, kerja ekstra dari tim tinggal bagaimana meyakinkan masyarakat pemilih di kota Ini, karena pengalaman pileg kemarin dia menjadi fenomenal, lantaran suara bisa dieksekusi dengan uang, ini yang mesti diwaspadai para parpol pengusung, " tandas Johan Letemulu. (***).
Sumber : http://suarareformasi.com/hasil-prediksi-paslon-beta-menang-mutlak-pilkada-kota-ambon-detail-454761