Langgur.Suara Reformasi.Com.– Bupati Maluku Tenggara Muhamad Thaher Hanubun mengatakan, Ohoi (desa) Letvuan telah memberikan satu contoh baik dalam kehidupan umat beriman di Tanah Kei.
“Di Letvuan ini, lahir Tokoh Pemrakarsa Hukum Adat Larwul Ngabal yakni Nen Dit Sakmas dan di Letvuan ini juga, telah tersimpan Imam Katolik terbanyak asal Kepulauan Kei,” ujar Bupati Thaher saat memberikan sambutan pada Perayaan Misa Pertama Imam Baru Rd. Liberatus Mayabubun di Ohoi Letvuan Jumat (10/2/2023).
Bupati menegaskan, peningkatan Jalan Imam Baru. Liberatus Mayabubun asal Ohoi Letvuan menjadikan Ohoi Letvuan sebagai Ohoi sebagai penghasil imam katolik terbanyak di Kepulauan Kei (Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual).
“Ini semua dapat terjadi sebagai buah dari kesetiaan Umat Letvuan karena ketaatan dan kesetiaan pada jalan Tuhan adalah kunci mendapatkan banyak berkat. Seperti kata Ibu Theresia, “Allah tidak memanggil kita untuk sukses, Allah memanggil kita untuk menunjukan kesetiaan,” ungkapnya.
Hanubun mengatakan, pascakonflik 1999, umat Katolik Letvuan, memanggil pulang saudara-saudaranya Umat Muslim untuk kembali ke kampung halaman setelah sekian lama mengungsi akibat konflik itu.
Bahkan Umat Katolik Letvuan, bersama-sama Umat Muslim Letvuan, bahu-membahu membangun kembali masjid sebagai sarana peribadatan saudara-saudaranya Umat Muslim Letvuan.
“Ini sungguh sangat menggugah, apalagi di saat daerah ini, diperhadapkan pada ancaman perpecahan yang disebabkan oleh oknum-oknum tertentu yang tidak ingin melihat daerah ini damai dan pembangunan untuk pemerataan terjadi,” tukasnya.
Hanubun menjelaskan, saat ini pemerintah daerah gencar menyelenggarakan pembangunan, khususnya di Pulau Kei Besar yang sudah lama tertinggal, agar ketegangan antara Pulau Kei Besar dan Pulau Kei Kecil dapat teratasi.
“Meskipun disadari dengan sungguh-sungguh, bahwa kemampuan keuangan daerah sangat terbatas, namun semuanya dimaksimalkan untuk pembangunan. Jalan, jembatan, air bersih, listrik 24 jam, jaringan telekomunikasi dan lain sebagainya, dikerjakan secara massif dan disediakan untuk masyarakat,” papar Hanubun.
Menurut Thaher, satu-satunya cara menghentikan pembangunan adalah konflik, sehingga rentan terhadap oknum-oknum yang tidak ingin melihat kebaikan di daerah ini.
“Baiklah, kita semua juga saling mendoakan, agar daerah ini terus diberkati dengan kedamaian,” ajak Bupati Thaher.
Kepada Imam Baru yang kita rayakan syukur atas Tahbisannya hari ini, saya mau mengingatkan pesan Paus Fransiskus yang mengatakan begini: “Tuhan menunjukkan tempat tujuan kita di pantai seberang dan Ia memberi kita keberanian untuk melangkah. Dalam panggilan, Ia menjadi juru mudi kita; Ia mendampingi dan membimbing kita; Ia menopang kita sehingga tidak kandas dalam keragu-raguan dan bahkan memampukan kita berjalan di atas air yang bergelombang,” katanya.
Menurut Hanubun, pesan ini sangatlah bermakna bagi para imam. Biarawan dan biarawati, bahwa dalam panggilan suci yang diikrarkan itu, harus percaya, bahwa Tuhan akan memberikan kekuatan untuk menuju ke tujuan hidup para imam, biarawan dan biarawati.
“Yang dibutuhkan adalah bagaimana kita setia untuk saling mendoakan. Pastor Liberatus setia mendoakan orang tua, keluarga dan umatnya, sebaliknya orang tua, keluarga dan umat selalu setia mendoakan Pastor Liberatus dalam menapaki panggilan Imamatnya,” pungkas Hanubun. (SR)