SuaraReformasi.Com.Saumlaki - Sebanyak 55 peserta yang notabenenya adalah putra putri Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) dinyatakan lulus dan resmi menerima sertifikat dari Badan Sertifikasi Nasional Profesi (BNSP) dari 70 peserta yang mengikuti Program Pelatihan dan Sertifikasi Dasar Teknisi teknologi Very Small Aperture Terminal Internet Protocol (VSAT IP) oleh
Badan Aksesbilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo berkolaborasi bersama Dinas Kominfo KKT.
Direktur Utama BNSP Edy Warsito, yang juga sebagai Assessor (tenaga profesional yang telah memenuhi persyaratan untuk diangkat dan ditugasi untuk melakukan penilaian kompetensi perseorangan atau organisasi), mengakui bahwa pelatihan yang baru saja dilaksanakan ini merupakan pelatihan pertama bagi pihaknya ditingkat desa. Mengingat biasanya, pihaknya menguji para peserta yang benar-benar telah melek IT.
"Jujur ini baru pertama kali kami diajak melatih di desa. Ini anugerah bagi Tanimbar. Terakhir kali kami di Labuan Bajo untuk wilayah timur," tandas Edy, Sabtu (18/11/2023).
Dengan lugas, Edy menjelaskan tentang BNSP, dikatakan
Badan Nasional Sertifikasi Profesi merupakan sebuah lembaga independen yang dibentuk pemerintah. Dan Sertifikasi BNSP merupakan alat yang efektif untuk memvalidasi dan mengukur kemampuan lulusan. Dengan mengambil langkah ini, lulusan dapat meningkatkan daya saingnya di pasar kerja di Indonesia maupun Asia Tenggara dan memperluas peluang bekerja.
"Makanya tadi diawal saya bilang, ini anugerah bagi Tanimbar. Kadis Kominfonya luar biasa. Saya ini biasa nguji orang, jadi kalau baru bincang saja, saya sudah tahu kemana tujuannya," kata dia.
Menurutnya, pelatihan yang saat ini dilakukan akan sangat bermanfaat bagi para peserta, karena menjadikan sumber daya manusianya berkualitas untuk meningkatkan teknologi IT. Lanjut Edy, pemerintah Indonesia melalui BAKTi, dengan melakukan program pelatihan ini akan menjadi efek domino bagi para peserta dan daerahnya
"Jika Very Small Aperture Terminal Internet Protocol (VSAT IP) masuk di KKT, maka sumber daya manusianya telah ada dan siap dipakai. Dan pemberian sertifikasi ini hanya boleh dari BNSP. Dalam sertifikasi itu ada hologram BNSP. Dengan masinh-masing jenis yakni PI untuk kalangan terbatas (SD-SMP), P2 untuk industri dengan mitranya kaya Telkom danlainnya. Sedankan P3 untuk masyarakat umum," tandas Edy.
***Satelit Nusantara 1 (SATRIA-1)
Direktur PT. JARKOMSAT Mochamad Syarif Ridho, menjelaskan kalau para lulusan yang telah bersertifikat tersebut merupakan tenaga-tenaga teknik yang siap dipakai dan telah tercatat secara nasional. Apalagi direncanakan SATRIA-1 yang merupakan satelit internet pertama milik Indonesia yang disiapkan untuk mencukupi kebutuhan internet di wilayah terdepan, tertinggal dan terluar (3T) akan dipasang di Papua pada orbit 146 derajat, akan membutuhkan tenaga-tenaga teknis tersebut.
Dijelaskan, SATRIA-1 telah diluncurkan dari Florida, AS dengan menggunakan Roket Falcon 9 milik SpaceX pada 19 Juni 2023 lalu dan untuk mencapai orbit yang dituju butuh waktu 4 bulan dan SATRIA-1 telah berhasil memasuki orbitnya di luar angkasa pada Senin 30 Oktober 2023 dan bakal beroperasi sesuai jadwal, yakni awal tahun 2024.
Satelit ini akan melayani kantor-kantor pemerintahan dan layanan publik di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) dan akan melayani internet berkapasitas 150 Gbps dan dibagi ke 30 ribu titik wilayah 3T.
"Selama ini kita datangkan tenaga teknisi dari Jakarta atau Makasar, sehingga biaya operasional untuk lakukan pekerjaan tersebut besar. Dengan adanya pelatihan ini, apabila dibutuhkan dan ada pemasangan, tidak lagi gunakan tenaga luar, tapi mereka orang Tanimbar yang sudah dapat sertifikasi. Dan tidak hanya di KKT saja, tetapi mereka ini akan digunakan diseluruh wilayah Timur Indonesia.
***Zona Keterbatasan Digitalisasi
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo KKT Frederick Junus Batlayeri, mengungkapkan rasa bangganya bagi para peserta pelatihan ini. Meskipun dari 70 peserta yang ikut dan hanya 54 orang yang lulus. Hal ini menandakan bahwa kendati KKT berada pada kawasan 3T, tetapi dengan jumlah lulusan yang banyak ini oleh lembaga Sertifikasi Nasional, memiliki arti bahwa KKT secara perlahan telah keluar dari zona keterbatasan di bidang digitalisasi, khususnya penanagan VZAT.
"Untuk itu bagi peserta yang telah dinyatakan memiliki sertifikat nasional, teruslah kembangkan ilmu yang anda dapatkan sekitar 7 hari dalam pembelajaran sebagai modal awal untuk melangkah kedepan dalam mengatasi ketertinggalan digitalisasi di Tanimbar," pesan Batlayeri. (Avo)
Sumber : http://suarareformasi.com/diskominfo-kkt-dorong-puluhan-putra-putri-tanimbar-peroleh-sertifikasi-bnsp-detail-450900